“LIBURAN ASYIK DI DESA WISATA UBUD
BALI, INDONESIA”
-
RENATA
ANANDA FEBRIZA –
Hey, Aku RENATA
ANANDA FEBRIZA. Sebelumnya aku mau kasih tahu kalau aku adalah pemenang dari
event MOBILEQ ID by Pesona Indonesia, yang menjadi perwakilan untuk destinasi
desa wisata Ubud, Bali Indonesia. By the
way alasan aku memilih desa wisata Ubud, Bali sebagai destinasi ialah
karena aku memiliki ketertarikan yang begitu tinggi untuk merasakan suasana
pedesaan dan menjelajah secara langsung salah satu tempat wisata yang sudah
tidak asing lagi bagi penduduk lokal, wisatawan domestic maupun mancanegara.
Desa wisata Ubud Bali merupakan sebuah tempat peristirahatan yang bernuansa
alam dengan suasana yang tenang dan asri sehingga menyenangkan hati dan aku
bisa mendapatkan informasi. Cerita ini dimulai dari apa yang aku persiapkan
untuk liburan kali ini, persiapan yang aku lakukan seperti mempersiapkan
beberapa pakaian, keperluan mandi, keperluan kamera dan yang paling penting
adalah fisik.
Jakarta-Bali, 2-agustus-2017
Keberangkatanku dimulai pada pukul
05:00 pagi dari rumah menuju bandara internasional Soekarno-Hatta. Setelah check-in aku menuju ruang tunggu
keberangkatan, tidak lama kemudian petugas memberikan informasi untuk segera boarding.
Pesawat akan takeoff di jam 07:30 WIB, flight dari Jakarta menuju Bali ditempuh
dalam waktu 1 jam 50 menit, Jakarta – Bali memiliki perbedaan waktu sehingga
saat landing di Bali sudah jam 10:30
WITA.
Keluar dari gedung kedatangan bandara I
Gusti Ngurah Rai aku langsung disambut dengan senyum ramah dari pak Made,
beliau adalah supir yang akan mengantarkanku menuju desa wisata Ubud Bali, tapi
sebelum menuju desa wisata Ubud Bali aku terlebih dahulu menemui kak Sanie di
salah satu hotel didaerah Kuta. Aku menunggu kak Sanie untuk melakukan briefing.
Setelah melakukan briefing dengan kak Sanie, beliau mempersilahkan aku untuk menuju
homestay didaerah desa wisata Ubud Bali bersama pak Made. Perjalanan dari Kuta
menuju desa wisata Ubud Bali seharusnya ditempuh dalam waktu 2 jam, tapi karena
mengalami macet kami menghabiskan waktu selama 3,5 jam perjalanan.
Desa
Wisata Ubud-Bali, Indonesia // 2-agustus-2017
Sesampainya di homestay, aku disambut dengan ibu pemilik homestay yang sangat ramah. Ibu ini membantu aku untuk membawa
koper dan menunjukkan kamar untukku, setelah menunjukan kamar. Ibu pemilik homestay langsung menawarkan aku teh
manis.
Suasana di dalam homestay yang aku tempati memiliki keadaan kamar yang begitu
bersih, wangi dan rapi. Sehingga momentum yang tenang serta jauh dari
kebisingan itu jelas membuatku betah untuk tinggal disini.
Suasana yang aku dapatkan di homestay ini adalah sejuk, damai dan
tenang jauh dari hiruk-pikuk dan kebisingan ibu kota. Mata pun begitu
dimanjakan dengan hijaunya dedaunan dari pohon-pohon yang ada. Saat sampai
didesa wisata Ubud, bali sedang hujan rintik-rintik membuat suasana sangat
dingin dan sejuk.
Sembari menunggu partner-ku datang, aku berbenah diri. Karena selama menjalankan
misi wisata di desa wisata Ubud, Bali ini aku ditemani oleh seorang patner yang berasal dari Bali. Waktu
beranjak agak sore, tapi hujan tak kunjung berhenti akan tetapi partner yang
aku nanti sudah hadir disini sehingga kami memutuskan untuk berjalan-jalan
disekitaran jalan Ubud, suasana sangat ramai dan macet yang aku sukai dari
tempat ini adalah walaupun rame tapi tak ada kebisingan yang memekakkan
telinga. Karena aku ingin meng-explore
disekitar Ubud aku memutuskan jalan kaki, tapi berjalan kaki sejauh apapun
tidak terasa melelahkan aku sangat enjoy
disini sembari menikmati waktu sore.
Tempat pertama yang aku kunjungi adalah
salah satu Pura namanya museum Pura Lukisan. Museum Pura Lukisan merupakan
sebuah museum seni rupa pertama yang dikelola oleh swasta, di Bali. Diprakasai
oleh Cokorda Gede Agung Sukawati, I Gusti Nyoman Lempad serta seniman asing
yang menetap di Ubud, Rudolf Bonnet. Berdiri pada 31 Januari 1956 dibawah
naungan yayasan Ratna Warta, dan dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Muhammad Yamin. Dimuseum ini dapat dinikmati perkembangan seni
rupa di Ubud, baik seni lukis maupun seni pahat.
Tempatnya sangat strategis untuk
mendapatkan view dan angle dari foto-foto yang bagus. Lalu, di Ubud ini banyak
sekali Pura-Pura tapi yang sangat menarik perhatian aku dan patner-ku adalah PURA WATER PALACE –
PURA SARASWATI TEMPLE, ini adalah Pura yang dikelilingi air dengan bunga
teratai ditengah-tengahnya.
Ubud memiliki pemandangan yang sangat
memanjakan mata, aku dapat menemukan ketenangan dengan melihat sawah-sawah yang
terbentang luas. Perjalananku sangat terasa tenang karena melewati persawahan
sejuk dan damai. Sungguh pengalaman yang luar biasa bisa explore tempat wisata
yang menentramkan jiwa.
Senja beranjak pergi dengan disambut
malam yang diterangi bintang yang kembali hadir menghampiri setelah puas
berkeliling-keliling ke beberapa tempat dan Pura aku dan patner ku memutuskan untuk menonton pertujukkan tari di salah satu
Pura. Nama tariannya adalah tarian Ramayana menceritakan tentang usaha Rama
untuk menyelamatkan shinta yang diculik Rahwana. Pertujukan yang sangat bagus,
terpana dan mataku tak lepas tiap gerakan yang bermakna disampaikan oleh
penarinya. Pertunjukkan yang berlangsung sekitar 1 jam mampu membuatku berdecak
kagum. Tak melewatkan kesempatan juga untuk berfoto bersama penari yang sangat
cantik.
Waktu sudah sangat malam, setelah makan
malam aku dan patner memustukan untuk
kembali ke homestay beristirahat
untuk melanjutkan wisata kami esok hari.
Ubud-Bali,
Indonesia // 3-agustus-2017
Fajar menyambut hari yang sangat
kutunggu, pagi ini cuaca di desa wisata Ubud, Bali sangat bersahabat. Suara
burung-burung berkicau merdu, senyum dari ibu pemilik homestay menyempurnakan pagiku ini, sembari menyiapkan sarapan ibu
ini mempersilahkan aku dan patner untuk
sarapan terlebih dahulu. Setelah sarapan aku bergegas untuk pergi, agenda kami
hari ini adalah tracking sejauh
kurang lebih 5km di desa wisata Tarukan Ubud Gianyar Bali. Perjalanan dari homestay menuju desa Mas Tarukan Ubud Bali
kami tempuh menggunakan sepeda motor sejauh 15km atau sekitar 40menit. Pagi
yang sangat indah aku melewati setiap perjalanan dengan perasaan yang menyenangkan.
Sesampainya di desa Tarukan Ubud Bali kami disambut oleh pak Wayan yang akan
menjadi tour guide kami selama di
desa Mas Tarukan.
Agenda pertama adalah tracking, tracking yang aku lakukan akan
berjarak sekitar 5km dan tempat pertama yang aku kunjungi adalah Pura terbesar
yang berada didesa itu. Namanya adalah Pura Taman Pule Mas. Kagum melihat
bangunan yang indah dengan ukiran-ukiran yang cantik.
Di Pura Taman Pule Mas kami diajak
berkeliling untuk melihat-melihat serta menyaksikan umat Hindu sembahyang.
Disini aku belajar tentang toleransi bagaimana aku sangat menghargai perbedaan
agama. Sungguh indah perbedaan yang Tuhan ciptakan sehingga aku belajar untuk
menghargai, aku muslim tapi aku sangat menghargai perbedaan yang ada. Suasana
keagamaan dan budaya sangat kental ketika berada didalam Pura ini pak Wayan
sangat ramah dan antusias menjelaskan detail-detail tempat wisata yang beliau
kelola.
Aku pun diajak melihat kolam air suci
yang berada di belakang pura, arti dari air suci adalah merupakan sarana
persembahyangan untuk mensucikan diri. Selain jalan-jalan disini aku pun banyak
belajar tentang detail-detail Pura.
Puas berkeliling-keliling pura, disini
start aku untuk tracking. Pak Wayan
mengajak aku berjalan kaki menyusuri persawahan. Suasana yang tenang, suara
jangkrik, air mengalir, burung berkicau menyatu menjadi suatu melodi alam yang
meneduhkan hati. Pak Wayan banyak bercerita kalau kawasan desa Mas Tarukan Ubud
Bali ini sudah mulai banyak pembangunan, benar saja ada beberapa kawasan yang
kulihat sudah berdiri banyak bangunan villa yang megah. Ketika suatu daerah mengalami kemajuan pasti ada kemunduran yang
terjadi pak Wayan mengkhawatirkan hilangnya suasana asri dan damai ini
kalau pembangunan akan mulai gencar. Semoga ketika pembangunan mulai gencar
bisa di atasi dengan baik sehingga suasana asri ini tak hilang begitu saja.
Sekitar 2,5km ku lalui, sampailah pada
point kedua yaitu musem topeng. Museum topeng ini terdapat 6 rumah yang
memiliki koleksi-koleksi topeng yang sangat banyak. Pemilik dari museum topeng
ini sudah lama mengkoleksi topeng-topeng dan masih mencari topeng lagi sampai
sekarang. Aku didampingi oleh petugas untuk melihat macam-macam koleksi topeng
yang berada disini.
Perjalanan dilanjutkan menyusuri desa Mas Tarukan Ubud Bali ini,
penduduk yang ramah dan penuh senyuman membuat aku betah berada disini aku
seperti dekat dengan masyakarat sekitar. Tak terasa perjalananku sampai didestinasi
terakhir yaitu rumah adiknya pak Wayan, yaitu pak Made oiya sebelum sampai
dirumah pak Made aku sudah makan siang terlebih dahulu. Rumah pak Made sangat
luas disini ada museum ukiran, homestay
dan lingkungan rumah pak Made.
Disini aku tertarik untuk berlajar tari daerah Bali karena
aku sebenernya dulu penari dari daerah lain tapi aku tertarik belajar menari
dari Bali apalagi gerakkan mata itu dan patnerku belajar memahat, keahlian
masyarakat Ubud ini sudah turun temurun dan aku sangat salut karena masih sangat
dipertahankan. Sayang kami melewati capture moment saat aku belajar menari
karena aku terlalu asyik menyerap ilmu ini. Setelah menari aku diajak untuk
berkeliling melihat rumah adat bali, sekali lagi aku sangat terpana melihat
keindahan ini semua.
Sore menuju malam menghampiri, aku bergegas
pulang sebelumnya aku berterimakasih kepada pak Wayan dan pak Made atas semua
yang telah diberikan. Aku sangat antusias melihat pak Wayan menyampaikan setiap
detailnya, pak Wayan orang yang humoris juga sehingga perjalanan yang kami
lalui tidak terasa melelahkan. Hari yang sangat menyenangkan karena ku dapati
banyak pengalaman yang tak bisa kutemui diperkotaan yang padat.
UBUD
Bali – JAKARTA , 4-agustus-2017
Hari
terakhirku di desa wisata Ubud, Bali. Ahh cepat sekali liburan yang sangat
menarik ini. Sebelum check out dari homestay aku dan patner serta kak sanie
menyempatkan untuk berfoto
Setelah
sarapan aku dan kak sanie bergegas merapikan koper kami dan langsung check out dari homestay. Kami masing-masing berpisah di bandara I Gusti Ngurah Rai
untuk melanjutkan kegiatan di Jakarta terutama aku sendiri.
Liburan yang sangat menyenangkan,
buatku travelling mengukur sampai dimana kemampuanku. Aku mampu belajar mandiri
dan prepare atas diriku sendiri.
Travelling ke desa wisata ini menjadi wadah untuk aku explore dan menggali segala informasi yang ada di sini. Bertemu
dengan penduduk lokal yang sangat ramah dan tak segan bertegur sapa, melempar
senyum yang indah. Aku mendapat kado momen yang tak terlupakan untuk
ulangtahunku kali ini. Terimakasih untuk semuanya terutama kak Sanie dan kak
Nanda, terimakasih untuk perkenalan yang baik, pertemanan yang menyenangkan dan
liburan yang tak terlupakan.
Travelling kali ini membuatku mengenal dan
belajar bermacam-macam tipe manusia, aku dapat menikmati keindahan desa wisata
yang tuhan ciptakan menghargai setiap perbedaan yang membuat semuanya menjadi
lebih indah lewat perbedaan itu sendiri. Travelling bukan hanya sekedar
jalan-jalan dan foto tapi aku mendapat pelajaran dan informasi disetiap
bangunan yang berdiri kokoh, sifat manusia, dan kebiasaannya.
Dan kali ini desa wisata Ubud Bali
menarik perhatianku tentang budaya dan agama, kesenian yang dibuat serta terus
dilestarikan. Suasana yang damai dan tenang yang tidak bisa lagi kutemui
diperkotaan yang padat. Jika ditanya “Apakah aku ingin kembali lagi ke desa
wisata?” jawabannya adalah YA dan aku lebih ingin mengexplore yang ada di sana.
Waktu dua hari terlalu cepat ku lalui, sehingga masih banyak yg perlu aku explore. Bisa mendatangi desa wisata
Ubud Bali menjadi hadiah ulangtahunku yang sangat menyenangkan, momen yang
berlalu tidak dapat dibayar dengan uang. Jika ada kesempatan untuk aku bisa
explore desa wisata lainnya di Indonesia aku akan menjadi orang yang sangat
antusias tentang ini.
Terimakasih MOBILEQ_ID DAN PESONA
INDONESIA berhasil wujuddin mimpi di ulangtahun aku yang ngga biasa ini. Semua
yang aku lalui selama di Bali pasti menjadi cerita terbaik di hidupku.
TONTON VIDEONYA DI SINI YA https://youtu.be/SA_q-0zzkzQ
By, Renata Ananda Febriza
(Pemenang Desa Wisata Ubud, Bali)